Penyimpanan ubi jalar di daerah infrastruktur terbatas yang mengutamakan kesederhanaan teknologi dan kemurahan biaya diupayakan dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia seperti pasir, jerami dan serbuk gergaji. Selama penyimpanan, kandungan nutrisi di dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan, khususnya kandungan air dan pati sehingga memengaruhi mutu ubi jalar. Umur simpan ubi jalar ditandai dengan pembusukan, berupa penurunan mutu dan tanda-tanda penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi dan analisis teknologi terbaik dengan memperhatikan perubahan kadar air dan pati serta penyakit yang menjadi penentu perubahan mutu ubi jalar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 taraf perlakuan penyimpanan yaitu di dalam tanah dengan alas tumpukan pasir-jerami (P1), di dalam tanah dengan alas tumpukan plastik-jerami (P2), di dalam kotak kayu dengan taburan serbuk gergaji (P3) dan di ruang gudang dengan alas terpal (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyimpanan memberikan pengaruh terhadap suhu dan RH ruang penyimpanan dengan nilai masing-masing adalah 28,72 oC dan 78.55% (P1), 28,85 oC dan 78,51% (P2), 29,54 oC dan 73,15% (P3), serta 29,61 oC dan 68.07% (P4). Kadar air dan pati mengalami penurunan selama penyimpanan pada semua perlakuan hingga akhir penyimpanan dengan kadar terendah pada perlakuan P4 yang masing-masing sebesar 58,96 dan 11,35%. Sedangkan penyakit yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah busuk Fusarium pada penyimpanan P4 dan penyakit java black rot pada penyimpanan P2. Berdasarkan metode pendugaan umur simpan, maka penyimpanan di dalam tanah dengan alas tumpukan pasir-jerami (P1) merupakan metode terbaik dengan umur simpan diduga mencapai 35 hari. English Version Abstract Extra Quality Sweet Potato ( Ipomea batatas L) Fresh on the System Rural Scale Storage Sweet potato storage in areas with limited infrastructure which focuses on a simple and low-cost technology is conducted by using local materials, such as sand, straw, and sawdust. During the storage period, sweetpotato’s nutrition content will potentially deteriorate, particularly in moisture and starch content. This will eventually affect the quality of sweetpotato. The shelf life of sweetpotato is marked by the spoilage in the form of quality deterioration and some noticeable signs of diseases, most of which are induced by microorganism. This study aimed to study the best technology to evaluate quality change, diseases and shelf life of sweetpotato. The experimental design used was completely randomized design of 4 factors by using various storage ways, i.e. underground storage with sand-straw (P1), underground storage with plastic-straw (P2), inside a wooden box with sprinkling of sawdust (P3), and inside a warehouse with a tarpoulin mat (P4). The results showed that the storage treatments influenced the temperature and RH in a storage room with the values as follows: 8.72 ° C and 78.55% (P1), 28.85 C and 78.51% (P2), 29.54 and 73.15 ° C % (P3), and 29.61 ° C and 68.07% (P4). Moisture and starch contents in sweet potato significantly decreased until the end of storage in which the lowest levels were found in P4 treatment, 58.96 % water content and 11.35 % starch. Postharvest diseases found in sweet potato during research were Fusarium rot (P4) and java black rot (P2). In conclusion, underground storage with sand-straw (P1) was selected as the best method to minimize rate of decreasing moisture and starch contents in sweetpotato with the longest storage period estimated of 35 days.
CITATION STYLE
Kafiya, M., Sutrisno, Nfn., & Syarief, R. (2018). PERUBAHAN KADAR AIR DAN PATI UBI JALAR (Ipomea batatas L.) SEGAR PADA SISTEM PENYIMPANAN SEDERHANA. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 13(3), 136. https://doi.org/10.21082/jpasca.v13n3.2016.136-145
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.