Bandar Udara Domine Eduard Osok Sorong yang terletak dekat dengan pemukiman masyarakat kota Sorong menyebabkan bandara ini harus memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih. Dimana kehadiran pejalan kaki, hewan, maupun pengguna landasan pacu sebagai akses jalan yang menjadikannya sebuah obstruction bagi para pemandu lalu lintas udara maupun pilot dan pihak keamanan bandara. Penelitian ini mencakup ruang lingkup combine service yang dimana hanya satu unit yang bekerja dan hanya menggunakan satu frequency saja yaitu hanya unit Tower yang dimana ATC bertanggung jawab penuh mengatur lalu lintas udara dari ground hingga ketinggian FL245. Kondisi ini diberlakukan untuk menghemat biaya yang keluar dan lebih mengefisiensikan pekerjaan yang dimana traffic di Sorong tidak begitu crowded seperti sebelum pandemi. Kondisi pengamanan di Maneuvering Area Bandar Udara Domine Eduard Osok belum sesuai standard. Banyak penduduk sekitar Bandara yang sering menyebrang runway tanpa mendapatkan izin dari pihak patroli dan ATC baik itu pejalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan motor. Masih kurang efisiennya penjagaan pihak patroli terhadap orang yang ingin menyebrang runway di karenakan pihak patroli yang sewaktu waktu tidak berada di tempat. Pemecahan masalah dengan mengadakan sosialisasi keselamatan penerbangan kepada warga yang tinggal di kawasan sekitar bandara kemudian mengundang beberapa tokoh masyarakat untuk melakukan tour bandara dan membangun pos untuk pihak patroli di sekitar area runway 27. Membuat palang atau memasang traffic light di sekitar area runway 27 yang sering digunakan oleh warga untuk menyeberang runway.
CITATION STYLE
Bahrawi, A. (2020). Sistem Keamanan di Maneuvering Area bandar Udara Domine Eduard Osok Sorong. Airman: Jurnal Teknik Dan Keselamatan Transportasi, 3(1), 96–104. https://doi.org/10.46509/ajtk.v3i1.174
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.