Jamu merupakan ramuan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan tanpa penambahan zat kimia. Jamu temulawak yang dipadukan dengan rempah-rempah di Kabupaten Tanah Laut masih belum banyak yang memproduksi, sehingga pembuatan jamu temulawak sebagai salah satu produk olahan temulawak memiliki potensi yang bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan jamu temulawak dengan penambahan rempah-rempah dan menentukan formulasinya, sehingga dapat meningkatkan nilai jual temulawak dan rempah-rempah (jahe merah, kunyit putih, kapulaga, bunga lawang dan daun salam) yang ada di pasaran. Pembuatan jamu temulawak dilakukan dengan memvariasikan perbandingan temulawak, rempah-rempah dan gula. Proses pembuatan jamu yang terdiri dari tiga tahap yaitu penghalusan, pencampuran dan penyangraian. Hasil uji organoleptik terhadap rasa, aroma dan warna, menunjukkan perlakuan terbaik adalah T15 dengan komposisi 100 g temulawak: 500 g gula. Berdasarkan hasil pengujian kadar air jamu temulawak terbaik adalah T17 dengan kadar air 1,21% dan berdasarkan pengujian kurkumin yang terbaik T16 dan T29 dengan kadar kurkumin 0.996 .10-3% dan T29 0,372%, nilai ini standar SNI 01-4320-2001. Sehingga jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan untuk tikus 5 g/hari.Kata Kunci: Jamu, Temulawak, Kurkumin, Kadar Air
CITATION STYLE
Supandi, M., Nuryati, N., & Amalia, R. (2017). PEMANFAATAN TEMULAWAK, JAHE MERAH, KUNYIT PUTIH, KAPULAGA, BUNGA LAWANG, DAUN SALAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN JAMU. Jurnal Teknologi Agro-Industri, 3(2). https://doi.org/10.34128/jtai.v3i2.3
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.