Serangan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloesporioides pada beberapa tanaman yang bernilai ekonomi tinggi sangat merugikan para petani. Cara konvensional yang banyak dimanfaatkan para petani untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan penyemprotan fungisida sintetik yang berdampak negatif terhadap konsumen dan lingkungan. Alternatif lain yang dibutuhkan untuk menggantikan peran fungisida sintetik tersebut adalah dengan menemukan mikroorganisme antagonis terhadap jamur C. gloesporioides yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan biofungisida yang aman bagi kesehatan dan lingkungan. Empat isolat bakteri antagonis jamur C. gloeosporioides yaitu UBCR_12, UBCR_36, UBCF_01, dan UBCF_13 tengah dikembangkan sebagai bahan untuk pembuatan biofungisida. Sebagai tahap awal penelitian pengembangan terhadap keempat bakteri tersebut, dilakukan sejumlah pengujian untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sejumlah informasi terkait karakter keempat isolat tersebut. Pengujian morfologi menunjukkan bahwa isolat UBCR_12 adalah , UBCR_36 adalah, UBCF_01 adalah, dan UBCF_13 adalah. Pengujian biokimia menunjukkan bahwa UBCR_12 adalah , UBCR_36 adalah, UBCF_01 adalah, dan UBCF_13 adalah. Sedangkan pengujian dengan molekuler melalui kloning gen 16S rRNA menunjukkan bahwa isolat UBCR_12 adalah Serratia plymuthica.
CITATION STYLE
Syafriani, E., Riwany, F., Handayani, R., Kamelia, R., Ferita, I., Fatchiyah, F., & Jamsari, J. (2019). STUDI AWAL EMPAT ISOLAT BAKTERI ANTAGONIS TERHADAP JAMUR Colletotrichum gloeosporioides. BERKALA ILMIAH AGROTEKNOLOGI - PLUMULA, 6(2), 109–122. https://doi.org/10.33005/plumula.v6i2.9
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.