PENERAPAN METODE BEHAVIORAL ARCHITECTURE DALAM PERANCANGAN RUANG KOMUNAL – INFORMAL

  • Sutjiadi I
  • Sutisna S
N/ACitations
Citations of this article
25Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Life in an urban area with a wide range of pressures, both from home, workplace and school, makes the community have a higher level of saturation. This community needs a space between the first place and also the workplace/study (second place) which is a Third Place. Third Place itself has an important function for the community to become a place or space where they can freely become themselves, channeling the interest of talent, as well as socializing with their fellow people after doing their busy activities. Therefore, there is a need of the form of architecture that is a third place with Interaction to facilitate the activities of the users to be able to chat or talk to each other, then Creative and also Expressive which aims to distribute ideas, creativity, and interest of talent that can be used to develop the capabilities of the users. Semanan, Kalideres, is a location where there are many activities such as residential area, shopping area and also industrial area. The industry is a factory and a warehouse complex which has many employees who work there. From the circumstances and potential of the surrounding area make this communal-Informal space become a third place strategic and can provide the needs of community activities Semanan and surrounding areas. Keywords : Creative; Expressive; Interaction AbstrakKehidupan di kawasan perkotaan dengan berbagai macam tekanan, baik dari tempat tinggal, tempat kerja maupun sekolah, membuat para masyarakat memiliki tingkat kejenuhan yang lebih tinggi. Masyarakat ini membutuhkan sebuah ruang perantara antara tempat tinggal ( first place ) dan juga tempat kerja/ belajar ( second place ) yang berupa sebuah Third Place. Third Place ini sendiri memiliki fungsi penting bagi masyarakat untuk menjadi sebuah tempat atau ruang di mana mereka bisa bebas menjadi diri mereka sendiri, menyalurkan minat bakat, sekaligus juga bersosialisai dengan sesama mereka setelah melakukan kesibukan masing-masing. Maka dari itu, muncul sebuah kebutuhan dari bentuk arsitektur yang berupa third place dengan Interaction untuk memfasilitasi kegiatan para pengguna untuk bisa bercengkerama atau berbicara dengan satu sama lain, lalu Creative dan juga Expressive yang mana bertujuan untuk menyalurkan ide, kreativitas, serta minat bakat yang bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan dari pengguna. Kelurahan Semanan, Kalideres, merupakan sebuah lokasi dimana terdapat banyak aktivitas seperti area permukiman, area perbelanjaan dan juga kawasan industri. Industri disini berupa pabrik-pabrik serta  komplek pergudangan yang mana memiliki banyak pegawai yang bekerja disana. Dari keadaan dan potensi kawasan sekitar menjadikan Ruang Komunal-Informal ini menjadi sebuah third place yang strategis serta bisa mewadahi kebutuhan dari aktivitas masyarakat Kelurahan Semanan dan sekitarnya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sutjiadi, I. K., & Sutisna, S. (2020). PENERAPAN METODE BEHAVIORAL ARCHITECTURE DALAM PERANCANGAN RUANG KOMUNAL – INFORMAL. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(2), 1603. https://doi.org/10.24912/stupa.v2i2.8505

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free