PT MAP merupakan perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan sebagai produk utama. Untuk dapat bersaing dalam era globalisasi, PT MAP menempuh berbagai usaha dalam meningkatkan produktivitas. Sistem produksi III, pada PT MAP menggunakan 4 mesin mixer liquid dan 1 mesin filling liquid. Mesin filling liquid ini sering mengalami breakdown sehingga mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara optimal. Dalam hal ini PT MAP menerapkan sistem Total Productive Maintenance (TPM) untuk meningkatkan produktivitas produksinya yang diukur dengan perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE). Namun dalam berjalannya sistem ini masih ada beberapa hal yang masih jadi penghambat yang disebut Six Big Losses. Selama periode Juli 2016 sampai Juni 2017, didapatkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) rata-rata sebesar 70.46% dengan komposisi Availability Ratio sebesar 73,50%, Performance Ratio sebesar 96.82%, dan Quality Ratio sebesar 99,02%. Six Big Losses terbesar dari faktor Breakdown Losses sebesar 40.54%. Dengan diketahuinya penghambat tersebut diharapkan menjadi acuan untuk langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan. Dan berdasarkan Fishbone Diagaram dapat diketahui faktor dominan yang menghambat mesin Filling Liquid adalah faktor mesin yang dikarenakan umur mesin sudah lebih dari 20 tahun, dan susahnya mendapatkan sparepart peganti.
CITATION STYLE
Syaputra, M. J., Utomo, U., & Rimawan, E. (2020). ANALISA KINERJA MESIN KEMAS PRIMER, DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI SEBUAH INDUSTRI FARMASI. Journal Industrial Servicess, 5(2). https://doi.org/10.36055/jiss.v5i2.8003
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.