Sebanyak 80-90% pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis akan mengalami anemia. Kekurangan hormon eritropoietin menjadi penyebab terjadinya anemia pada pasien penyakit ginjal kronik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan terapi antianemia pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Jenis penelitian adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang dilakukan secara retrospektif. Sebanyak 58 sampel data rekam medis pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode tahun 2020. Terdapat 58 sampel, berdasar usia, ≥ 55 tahun ada 32 (60,3%), jenis kelamin laki- laki 31 (53,4%), pendidikan terakhir SMA ada 35 (60,3%), pekerjaan karyawan swasta 30 (51,7%), penyakit penyerta hipertensi (37,9%), mayoritas lama pasien menjalani hemodialisis selama 24 bulan (51,7%), dan frekuensi terapi hemodialisis sebanyak 2x seminggu (100%). Terapi EPO tunggal 21 antianemia yang paling banyak diberikan yaitu terapi kombinasi berupa EPO + Asam Folat (44,8%).
CITATION STYLE
Adnan, A., & Virti, S. J. (2023). KARAKTERISTIK DAN TERAPI ANTIANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi Dan Sains, 7(1), 12. https://doi.org/10.58365/ojs.v7i1.214
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.