Berbagai teori konspirasi yang beredar di masyarakat menyebabkan terhambatnya usaha penanggulangan pandemi Covid-19. Teori konspirasi, sebagai bagian dari disinfodemik, tersebar luas berkat teknologi sosial media seperti Twitter. Tulisan ini membahas dua hal, pertama mengenai aktor-aktor kunci yang membangun diskursus alternatif mengenai Covid-19 dan cara mereka menyebarkannya di media sosial Twitter. Kedua, tulisan ini ingin menganalisis hubungan antara ideologi politik dan persepsi mengenai virus Covid-19. Persepsi yang dimaksud memiliki keterkaitan dengan diskursus alternatif Covid-19 Berangkat dari dua tujuan tersebut, tulisan ini menggunakan metode big data dan mengambil data dari Twitter pada rentang waktu 1 Mei 2021 hingga 1 September 2021. Tulisan ini menemukan kontestasi wacana mengenai konspirasi-konspirasi Covid-19 yang tersebar di media sosial. Dua wacana yang berkontestasi adalah wacana pemerintah yang sesuai dengan instruksi dari tenaga kesehatan dan wacana alternatif yang berupa teori konspirasi. Kontestasi ini juga diwarnai oleh ideologi politik, dimana terdapat kecenderungan dari para pemilik akun yang berideologi Islam untuk condong ke wacana alternatif, seperti teori konspirasi. Hasil temuan yang diurai dalam tulisan ini diharapkan dapat mengisi kekosongan literatur mengenai konspirasi Covid-19 di Indonesia dan memantik kajian lebih jauh untuk membantu penanggulangan Covid-19 yang lebih efektif kedepannya.
CITATION STYLE
Setiadi, B., Sekar Mutiara Sukma, A., Pramananda, B. G., Maharani, F., & Danunegoro, R. A. (2023). Covidspiracy. Jurnal PolGov, 4(2), 231–264. https://doi.org/10.22146/polgov.v4i2.3648
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.