REMEDIASI AIR TERCEMAR MERKURI MENGGUNAKAN PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) METODE LAHAN BASAH BUATAN

  • Yulita Y
  • Winardi W
  • Jumiati J
N/ACitations
Citations of this article
12Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Kegiatan penambangan emas menyebabkan tercemarnya air sungai yang diakibatkan oleh pembuangan tailing pengolahan emas secara amalgamasi. Hg yang digunakan untuk mengikat dan memisahkan biji emas dari pasir atau lumpur, merupakan logam berat yang sangat toksik dan reaktif. Hg memiliki sifat bioakumulasi dan biomagnifikasi di dalam sel, sehingga manusia berpotensi memiliki akumulasi Hg di dalam sel tubuhnya. Penelitian ini menggunakan purun tikus (Eleocharis dulcis) merupakan tanaman yang tumbuh liar di tanah sulfat masam, dengan metode lahan basah buatan (constructed wetland) sistem tetap/batch. Metode lahan basah buatan dirancang dengan reaktor berukuran 60 cm x 30 cm, air limbah yang digunakan sebanyak 19 liter, dengan media berupa tanah dan kerikil ketebalan masing-masing media 5 cm untuk setiap lapisan. Penelitian ini dilakukan selama 20 hari menggunakan Hg artifisial konsentrasi 1 ppm, 5 ppm dan 10 ppm. Penyerapan Hg oleh tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) untuk masing konsentrasi 1 ppm, 5 ppm dan 10 ppm sebesar 96%, 16% dan 4%. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) efektif mengurangi konsentrasi Hg rendah yaitu 1 ppm.Kata kunci: Lahan Basah Buatan, Merkuri (Hg), Purun Tikus dan Sistem Batch.

Cite

CITATION STYLE

APA

Yulita, Y. Y., Winardi, W., & Jumiati, J. (2022). REMEDIASI AIR TERCEMAR MERKURI MENGGUNAKAN PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) METODE LAHAN BASAH BUATAN. Jurnal Reka Lingkungan, 10(3), 212–221. https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v10i3.212-221

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free