Pemanfaatan limbah sebagai material konstruksi merupakan salah satu inovasi dan solusi untuk mengurangi limbah. Pemanfaatan material limbah tersebut tidak hanya untuk mengtasi limbah tetapi juga untuk menghasilkan material konstruksi yang kuat dan bersifat green building. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan dan banyak ditemukan di lingkungan sekitar adalah kaleng kemasan baik untuk minuman maupun makanan. Kaleng bekas kemasan merupakan material yang dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Dengan menemukan manfaat lain dari kaleng bekas tentu akan meningkatkan nilai ekonomi dan fungsi dari kaleng bekas sehingga masyarakat dapat melihat sisi dan nilai lain dari kaleng bekas. Kaleng bekas yang telah dipotong-potong sehingga menyerupai serat/fiber dapat menjadi material fiber pada beton bertulang. Pada penelitian ini kaleng bekas dipotong sehingga dimensi nya menjadi 2 x 40 mm (polos dan pilin) dan 2 x 80 mm (polos). Fiber tersebut ditambahkan sebanyak 10% dari volume benda uji dan kemudian dilakukan uji lentur dan pengamatan lebar retak. Beton fiber memiliki kelemahan yaitu lemahnya ikatan antara fiber dengan semen sehingga dilakukan penelitian mengenai pengaruh panjang dan bentuk fiber kaleng bekas terhadap kuat lentur dan lebar retak beton betulang. Variasi fiber 80 mm polos memiliki bidang geser yang lebih luas daripada variasi lainnya sehingga memiliki ikatan fiber semen yang lebih baik dan dapat meningkatkan kuat lentur dan mengurangi retakan yang terjadi.
CITATION STYLE
Wijatmiko, I., Wibowo, A., & Nainggolan, C. R. (2020). Analisis Pengaruh Panjang dan Bentuk Fiber Kaleng Bekas Terhadap Kuat Lentur dan Lebar Retak Balok Beton Bertulang. Rekayasa Sipil, 14(1), 75–82. https://doi.org/10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.01.10
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.