Tradisi sorong serah aji krame sebagai salah satu tradisi warisan yang masih eksis di tengah globaisasi memiliki simbol dan makna korelatif dengan konteks kekinian. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi simbol dan narasi keislaman pembayun pada tradisi sorong serah aji krame. Tekni pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Accetabilitas masyarakat dalam hal ini masih diyakini memiliki nilai-nilai kultural karena diakui bahwa tradisi sorong serah aji krame dianggap menjadi medium promosi pengantin baru yang dikontestasikan dengan berbagai ritual adat yang dianggap setiap tahapan memiliki makna yang baik. Pelaksanaan sorong serah aji krame memiliki berbagai simbol diantaranya adalah napak lemah, sesirah, salin dede, ceraken, pemonggol, pemegat, pisolo, penampi dan pelengkaq. Adapun Narasi keislaman yang digunakan dalam teks pembayun diantaranya mengandung 1) narasi ketauhidan, 2) keyakinan terhadap perkara ghaib, 3) keteguhan prinsip dan keyakinan, 4) ekspresi sifat wahdaniyah Allah, 5) ekspresi sifat maha mengetahui dan melihat, 6) meyakini qada’ dan qadar Allah, 7) keteladanan dalam kehidupan, 8) menjaga dengan perasaan bukan dengan fisik semata, dan 9) ekspresi nilai-nilai keihlasan.
CITATION STYLE
Hidayati, H., & Karim, S. A. (2022). Menyoal Simbol Dan Narasi Keislaman Pembayun Dalam Praktik Adat “Sorong Serah Aji Krame” Di Lombok Tengah. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 8(3). https://doi.org/10.58258/jime.v8i3.3747
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.