Pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Pangan fungsional harus memenuhi persyaratan sensori, nutrisi dan fisiologis. Telah dipercayai bahwa pangan fungsional dapat mencegah atau menurunkan penyakit degeneratif. Sifat fisiologis dari pangan fungsional ditentukan oleh komponen bioaktif yang terkandung di dalamnya, misalnya serat pangan, inulin, FOS, antioksidan, PUFA, prebiotik dan probiotik. Indonesia kaya akan sumber bahan pangan dengan kandungan komponen bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tidak terjaminnya keamanan pangan yang ada dipasar sebagai akibat intensifnya penggunaan pestisida saat produksi bahan pangan dan tidak terkendalinya penggunaan bahan kimia terlarang saat pengolahan pangan serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka dapat diprediksi bahwa permintaan pangan fungsional akan meningkat di masa yang akan datang. Teknologi pangan dan penelitian-penelitian yang terkait dengan pangan fungsional sudah dikembangkan. Hal ini semua menjadi modal dasar untuk mengembangkan pangan fungsional. Pangan fungsional yang akan berkembang pesat dimasa mendatang antara lain adalah yang erat kaitannya dengan pangan yang mampu menghambat proses penuaan, meningkatkan daya immunitas tubuh, meningkatkan kebugaran, kecantikan wajah dan penampilan. Hal ini memberi harapan bahwa pengembangan makanan fungsional di Indonesia sangat prospektif. Pengembangan industri makanan fungsional tidak hanya menguntungkan bagi industri pangan, tapi juga bagi masyarakat dan pemerintah.
CITATION STYLE
Hasler, C. M. (1996). Functional Foods—Designer Foods, Pharmafoods, Nutraceuticals. The American Journal of Clinical Nutrition, 64(2), 255. https://doi.org/10.1093/ajcn/64.2.255
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.