Inéwai dalam esai ini adalah perempuan Manggarai di Flores Barat, Nusa Tenggara Timur. Liyan adalah pembatas yang menjelaskan fenomena sumber daya inéwai yang masih terbelenggu dalam realitas sosiokultural. Masalah inéwai liyan ditulis untuk mengeksplanasi nilai-nilai keberadaan inéwai dalam perspektif lifeworld dari waktu ke waktu. Data tulisan ini dikumpulkan dari sumbernya (dokumen cetak, pengetahuan penulis, dan narasumber) dengan menggunakan metode pengamatan dan wawancara. Data dieksplanasi dengan metode padan. Dari perspektif lifeworld itu terungkap nilai keberadaan inéwai Manggarai yang direpresentasikan dalam sosok liyan. Nilai keberadaan inéwai Manggarai diterangkan sebagai liyan yang tidak berdaya, yang buta aksara, yang kalah bersaing, yang pasif menunggu pinangan, yang menjadi korban kekerasan, yang cintanya tergadaikan atas nama adat, yang berperan minor (bawahan, hamba suami, ibu rumah tangga). Sebenarnya liyan memiliki daya kecantikan dan keramahan serta kecakapan hidup, tetapi liyan terbelenggu dalam realitas sosiokultural pada waktu lampau. Liyan harus belajar mengelola nilai diri untuk berdaya secara mandiri atau diberdayakan supaya bebas dari ketidakberdayaan menjadi reliyan sebagai sosok perempuan hebat masa depan.
CITATION STYLE
Barung, K. (2015). SUMBER DAYA INÉWAI LIYAN MANGGARAI DALAM PERSPEKTIF LIFEWORLD. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 7(2), 163–177. https://doi.org/10.36928/jpkm.v7i2.32
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.