This research paper (article) aims to reveal the correlation between religion and culture of “Keureumbok village” community based on the theory proposed by Geertz. The researcher investigated the paradigm displayed through an interpretive anthropological context to pinpoint religion as a system consisting of various symbols that have meaning. According to Geertz, religion is labeled as a system of symbols that exists and constructs cultural patterns, which in turn can form a model. In other words, religion is a model for reality (truth), which can only be perfectly and precisely acquired through interpretations. An interpretative method is a way that socially presents and scrutinizes empirical data about the real truth (reality), or social fact. The more sources can be collected, the higher the trust will be earned. In the case of religion and culture in the lay community of “Keureumbok village” in Aceh, the researcher viewed that the link was more closely related. It is found that “Keureumbok” people rely more on religious symbols, which are the manifestations of cultural elements. People, who previously value religion, instead decide to blend in religious life to avoid being shunned from the community to such an extent that religion and culture are interconnected in Aceh. Surprisingly, cultures dominantly play a role in society than in religious values. AbstrakArtikel ini bertujuan melihat kaitan agama dan budaya pada masyarakat Gampong Keureumbok berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Geertz. Peneliti mengkaji kerangka pemikiran yang ditampilkan melalui konteks antropologis interpretatif. Untuk memahami agama sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai simbol yang mempunyai makna. Menurut Geertz agama dideskripsikan sebagai suatu sistem simbol-simbol yang ada dan membuat pola-pola budaya, yang pada gilirannya dapat membentuk model. Dengan kata lain, agama adalah model untuk realitas hanya dapat diperoleh dengan baik dan tepat melalui cara-cara interpretasi. Metode interpretatif adalah sesuatu cara yang menyajikan dan menjelaskan data empiris secara sosial mengenai kenyataan yang sesungguhnya (realitas), social fact (fakta sosial). Semakin banyak sumber laporan maka akan muncul kepercayaan yang tinggi terhadap laporan tersebut. Refleksi penulis dalam kasus agama dan budaya pada masyarakat awam di Keureumbok Aceh, lebih erat kaitannya. Penulis menemukan bahwa masyarakat Keureumbok lebih percaya pada symbol agama yang merupakan manifestasi dari unsur budaya. Masyarakat yang sudah memahami agama justru memilih melebur dalam kehidupan keagamaan, agar tidak dikucilkan dari kelompok masyarakat, sehingga di Aceh agama dan budaya saling terkait dan bahkan lebih dominan budaya yang berperan dalam masyarakat dari pada nilai-nilai agama.
CITATION STYLE
Muhammad, M. (2020). Hubungan Agama dan Budaya pada Masyarakat Gampong Kereumbok Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 22(2), 85. https://doi.org/10.22373/substantia.v22i2.7769
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.