Untuk mewujudkan nilai spiritualitas Islam secepatnya mengembalikan kepada kekuatan nilai-nilai Islam yang sudah terbaratkan. Bagi umat Islam, tidak perlu mencari-cari ke luar Islam. Umat Islam harus menyadari betul tentang daya intelektual segala dimensinya, tapi mengabaikan hal yang amat fundamental. Dari sisi ini, wajar kalau pemikirannya cenderung lebih menyelami makna asensial dari Islam. Dalam konteks ini Nasr lebih menyupayakan suatu pendekatan baru terhadap Islam tanpa meninggalkan dunia batin. Seperti semua seni Islam murni yang melahirkan bentuk plastis yang dapat membuat orang merenungkan keesaan Ilahi dalam manivestasi multiplisitas, begitu pula semua sains yang pantas disebut bersifat Islam menunjukkan kesatupaduan alam. Kita dapat mengatakan bahwa tujuan dari semua sains Islam-dan lebih umum lagi dari semua sains kosmologi adab pertengahan dan zaman kuno ialah untuk menunjukkan keterpaduan dan interrelasi dari segala yang ada, menuju kearah kesatuan edasar Ilahi yang dibayangkan dalam kesatuan alam. Untuk mewujudkan sains Islami, Nasr menggunakan perbandingan dengan apa yang telah diraih Islam pada zaman keemasan (zaman pertengahan). Menurutnya, pada saat itu dengan teologi yang mendominasi sains, sains telah memperoleh kecerahan dan dapat menyelamatkan umat dari sifat destruktif sains.
CITATION STYLE
Topik. (2020). ISLAMISASI SAINS MENURUT SAYYED HOSSEIN NASR. JURNAL ILMIAH EDUKATIF, 6(2), 121–131. https://doi.org/10.37567/jie.v6i2.312
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.