Seni topeng hadir di tengah-tengah masyarakat, bisa dibilang cukup monoton. Karena kurang berkembang dalam mengikuti alur jaman. Seni topeng yang dihasilkan oleh perajinnya, masih seputar tokoh-tokoh ilusi atau pewayangan. Pencipta melakukan observasi terhadap produk topeng yang berkembang saat ini. Dan melakukan penelusuran data melalui literatur/buku-buku, internet, maupun penelusuran ditempat pameran, bengkel pembuatan topeng. Selanjutnya dilakukan analisa menggunakan metode kualitatif, sehingga melahirkan judul, konsep penciptaan dan cara pemecahannya. Aplikasi metode penelitian berbasis praktik. Dalam hal ini praktik menciptakan citra sebagai mode eksplorasi utama, Eksperimen, pembentukan. Bahwa kejelasan makna lahir dari gagasan, konsep, informasi ditransformasikan ke dalam citra visual, merupakan kesatuan organis berupa karya seni rupa topeng paradoks yang ditampilkan terlihat nyata, dapat dipahami lebih bermakna, personal, memiliki fungsi (simbolik dan metafor). Secara paradoks dalam karya mengekspos sifat-sifat yang berbeda dalam kehidupan manusia, dipresentasikan melalui wajah yang berbeda , menjadi satu kesatuan organis, dalam bentuk simbol karya estetik, sebagai wajah Kriya kontemporer.
CITATION STYLE
Jana, I. M., Sumantra, I. M., & Ngidep Wiyasa, I. N. (2022). Topeng Paradoks Dalam Kriya Kontemporer. Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni, 10(2), 110–118. https://doi.org/10.31091/sw.v10i2.2429
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.