Penelitian ini akan membandingkan cerita, tokoh, dan peristiwa antara teks dalam naskah Wawacan Sulanjana dan teks dalam Carita Pantun Sri Sadana. Kedua teks tersebut memiliki bentuk berbeda yaitu yang satu teks tertulis dan yang satu teks yang dituturkan secara lisan. Adapun teori yang digunakan yaitu teori intertekstualitas yang dikemukakan oleh Julia Kristeva. Secara genre, Wawacan Sulanjana dan Carita Pantun Sri Sadana bisa dikategorikan sebagai puisi. Disinyalir Wawacan Sulanjana menjadi salah satu bentuk transformasi dari Carita Pantun Sri Sadana. Adapun untuk membuktikan transformasi dan hipogram maka digunakan teori intertekstualitas Julia Kristeva. Berdasarkan hasil analisis maka didapatkan kesimpulan bahwa tema dalam kedua teks tersebut memiliki satu kesamaan yaitu tentang kehidupan masyarakat agraris di tanah Sunda. Adapun yang menjadi objek cerita yaitu seorang tokoh bernama Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Setelah dibandingkan, ada sedikit perbedaan urutan peristiwa dalam cerita dan adanya tokoh-tokoh lain yang menyertai cerita di dalam teks Carita Pantun Sri Sadana, tidak disertakan dalam cerita Wawacan Sulanjana. AbstractThis research will compare the stories, chadacters, and events in the text between the Wawacan Sulanjana manuscript and the text in the Carita Pantun Sri Sadana. The two texts have different forms, one is a written text and one is oral text. The theory used is the intertextuality theory proposed by Julia Kristeva. In genre, Wawacan Sulanjana and Carita Pantun Sri Sadana can be categorized as poetry. It is pointed out that Wawacan Sulanjana is a form of transformation of Carita Pantun Sri Sadana. As for proving the transformation and hypogram, Julia Kristeva's theory of intertextuality is used. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the themes in the two texts have one thing in common, namely about the life of agrarian communities in Sundanese land. The story is based on one of the character, namely Nyi Pohaci Sanghyang Sri. After comparison, there is a slight different in the sequence of the events, and there are several characters who told in the Carita Pantun Sri Sadana were not involved in the Wawacan Sulanjana.
CITATION STYLE
Fauziyah, E. F., & Kosasih, A. (2021). TOKOH NYI POHACI SANGHYANG SRI DALAM WAWACAN SULANJANA DAN CARITA PANTUN SRI SADANA: TINJAUAN INTERTEKSTUALITAS JULIA KRISTEVA. LOA: Jurnal Ketatabahasaan Dan Kesusastraan, 16(1), 64. https://doi.org/10.26499/loa.v16i1.3523
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.