Neoklasik adalah gerakan utama selama pertengahan abad ke-18 hingga akhir abad ke19 dalam seni dan arsitektur Eropa. Karya dengan gaya ini berfokus pada bentuk seni klasik barat Yunani Kuno dan Roma. Penelitian ini bertujuan untuk memahami Seni Neoklasik dalam arsitektur di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menjadi menarik karena belum ada yang mengkaji bangunan neoklasik yang hadir di tengah keramaian Yogyakarta. Seni neoklasik dapat menjadi sarana hidupnya kembali zaman pencerahan Eropa dalam bentuk bangunan. Kita bisa melihat bentuk ideal dari arsitektur neoklasik dengan kekhasan kolom yang digunakan untuk menahan beban berat dari struktur bangunan. Dan atap yang biasanya memiliki bentuk pokok datar dengan bentuk minor yang lain. Gaya arsitektur neoklasik tidak memiliki kubah atau menara. Eksterior tersebut dibangun sedemikian rupa untuk menciptakan gaya klasik yang sempurna, seperti pada pintu dan jendela. Pada bagian eksterior penggunaan dekorasi sangat minimalis namun dengan penekanan geometris. Penelitian ini menghasilkan sebuah konklusi yaitu pembangunan berbagai lokasi dengan gaya neoklasik di Yogyakarta, membawa kembali semangat neoklasik sebagai pendorong kelahiran kembali gaya seni dengan kemurnian. Selain itu peraturan daerah dan kecenderungan komunitas membuat gaya ini semakin diminati.The Revival of Neoclassicism through Building in Yogyakarta ABSTRACT Neoclassicism was a major movement during the mid-18th century and continued into the early 19th century in European art and architecture. The creation of this style focuses on classical western art from Ancient Greece and Rome. This research aims to understand neoclassical art in Yogyakarta architecture. This research is interesting because there is no study yet of neoclassical buildings in Yogyakarta. Neoclassical art can be a way to relive the European Enlightenment in the form of buildings. We can see the ideal form of neoclassical architecture with unique columns that can withstand the heavy loads of standard building and roof structures with the main flat and other minor shapes. Neoclassical architectural styles have no domes or towers - the exterior is built to create the perfect classic style, especially for doors and windows. On the exterior, the use of decoration is very minimalist with geometric emphasis. These results suggest that the neoclassical style construction in several locations in Yogyakarta has revived the spirit of neoclassicism as the driving force for the revival of the pure art style. Moreover, local regulations and community tendencies make this style even more desirable.
CITATION STYLE
Jakti, J. W. (2020). Lahirnya Kembali Neoklasikisme melalui Bangunan di Yogyakarta. INVENSI, 5(2), 101–112. https://doi.org/10.24821/invensi.v5i2.3859
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.