Udang Vannamei (Littopenaeus vannamei) atau dikenal sebagai udang putih merupakan biota yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Budidaya konvensional pada udang vannamei seringkali identik dengan pengolahan limbah yang kurang baik, dimana limbah budidaya dibuang langsung ke perairan sehingga menyebabkan penurunan kualitas air. Penelitian ini menggunakan 2 sistem budidaya yang berbeda yaitu RAS (Recirculating Aquaculture System) dan sistem konvensional (flow-through). Lokasi penelitian bertempat di BPIUUK Karangasem, Bali. Pengecekan kualitas air pada masing-masing bak meliputi pengukuran amonia, nitrit, TSS (Total Suspended Solid) dan kelimpahan mikroba. Pengukuran berat dan panjang dimulai dari umur udang 30 hari dengan pengecekan lanjut setiap 7 hari sekali. Pengambilan sample kualitas air maupun pengukuran berat dan panjang dilakukan dengan metode Random sampling pada masing-masing bak pembesaran. Berdasarkan data hasil penelitian, kualitas air budidaya menggunakan RAS dan konvensional tidak berbeda nyata. Data kelimpahan mikroba yang di dapat pada budidaya menggunakan RAS dan konvensional tidak berbeda nyata, terbukti pada hasil yang didapatkan pada RAS mencapai 2,0 x 105 cfu/mL dan pada budidaya konvensional mencapai 2,1 x 105 cfu/mL. Laju pertumbuhan dengan nilai rata-rata ADG (Average Daily Growth) pada RAS sebesar 0,88 g sedangkan pada konvensional sebesar 0,80 g. Perbandingan budidaya menggunakan RAS danĀ konvensional flow-through secara keseluruhan tidak berbeda nyata dari segi kualitas air, kelimpahan mikroba dan laju pertumbuhan.
CITATION STYLE
Bagaskara, P., Julyantoro, P. G. S., & Sari, A. H. W. (2022). Kualitas Air, Kelimpahan Mikroba Dan Laju Pertumbuhan Udang Vannamei (Littopenaeus vannamei) Pada Tahap Pembesaran Menggunakan Sistem RAS dan Konvensional. Bumi Lestari Journal of Environment, 22(2), 18. https://doi.org/10.24843/blje.2022.v22.i02.p03
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.