Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan kemandirian karena merupakan tempat individu dibesarkan, mulai dari anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Dalam keluarga, orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam membangun kemandirian anak tunagrahita. Pendampingan orang tua merupakan cara terbaik dalam meningkatkan disiplin pada anak, terutama dalam hal kemandirian. Kemandirian merupakan suatu keadaan dimana individu dapat mengerjakan segala sesuatu sendiri (mandiri), tanpa bantuan, dan pertolongan dari orang lain. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses perkembangan kemandirian pada anak adalah pengasuhan orang tua. Mengasuh dengan cara yang positif atau dikenal dengan sebutan positive parenting akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak tunagrahita. Oleh karena itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam rangka membangun kemandirian anak tunagrahita. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam membangun kemandirian anak tunagrahita serta bentuk pengasuhan positif bagi anak tunagrahita. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan dengan memanfaatkan data sekunder. Adapun hasil yang diperoleh dari kajian ini bahwa peran orang tua dalam membangun kemandirian anak tunagrahita antara lain memberi cinta dan kasih sayang, merawat, melindungi dan menjaga, serta mendidik dan melatih. Orang tua perlu belajar menerapkan pola pengasuhan yang positif pada anak tunagrahita agar dapat membentuk karakter positif di masa depan. Memberikan contoh yang baik pada anak serta kerja sama antara ayah dan ibu merupakan bagian yang penting, terutama dalam mengajarkan kedisiplinan dan norma-norma kehidupan.
CITATION STYLE
Rahmatika, S. N., & Apsari, N. C. (2020). POSITIVE PARENTING: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 329. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i2.28380
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.