Ikan koi adalah salah satu jenis ikan hias yang banyak diminati oleh masyarakat. Budidaya ikan koi dipengaruhi oleh kualitas air yang berkualitas sebagai media hidup. Permasalahan dalam budidaya ikan koi adalah kualitas air yang cepat menurun yang disebabkan oleh pencemaran aktivitas lingkungan dan hasil metabolisme ikan koi. Metode kerja yang dilakukan adalah persiapan bak pemeliharaan ikan koi, pembuatan rangkaian RAS, penebaran benih ikan koi, dan pengukuran kualitas air. Rangkaian teknologi RAS terdiri dari pipa sebagai saluran air dari wadah pemeliharaan ke bak filter dan sebaliknya, pompa untuk mengalirkan air, dan bak filter yang terdiri dari susunan arang, bioball, zeolit, dan pasir. Selama satu bulan pemeliharaan ikan koi menggunakan teknologi RAS memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan dan kualitas air budidaya. Benih ikan koi sebelum pemeliharaan berukuran 5-6 cm mengalami pertambahan panjang tubuh menjadi 8,5-10,5 cm. Hasil pengukuran suhu, pH, dan DO air rata-rata budidaya ikan koi sebelum resirkulasi masing-masing adalah 31,2°C; 7,6; dan 4,8 mg/L. Setelah dilakukan proses resirkulasi didapatkan hasil pengukuran rata-rata suhu, pH, dan DO adalah menjadi 29,7°C; 7,1; dan 6,0 mg/L. Hal ini menunjukkan teknologi RAS mampu membuat suhu, pH, dan DO air budidaya ikan koi menjadi optimal. Kualitas air yang optimal akan menyebabkan pertumbuhan ikan koi yang baik.
CITATION STYLE
Lembang, M. S., & Kuing, L. (2022). EFEKTIVITAS PEMANFAATAN SISTEM RESIRKULASI AKUAKULTUR (RAS) TERHADAP KUALITAS AIR DALAM BUDIDAYA IKAN KOI (Cyprinus rubrofuscus). Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 12(2), 105–112. https://doi.org/10.24319/jtpk.12.105-112
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.