Adanya pembatasan mobilitas publik selama masa pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan omset usaha yang cukup signifikan pada Kelompok Wanita Tani Gedhang Crispy di Padukuhan Klopo Sepuluh, Kabupaten Kulon Progo. Namun, wilayah Padukuhan Klopo Sepuluh memiliki komoditi tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan di masa mendatang, yakni lidah buaya. Hanya saja, pengolahan lidah buaya yang difokuskan pada olahan pangan memperlihatkan nilai ekonomi yang kurang menjanjikan. Studi ini bertujuan untuk mendampingi anggota KWT Gedhang Crispy dalam melakukan upaya diversifikasi olahan lidah buaya ke produk non pangan. Studi ini dilaksanakan di Padukuhan Klopo Sepuluh, Kabupaten Kulon Progo dengan melibatkan 14 orang anggota KWT. Diskusi kelompok dilakukan secara interaktif untuk meningkatkan wawasan anggota KWT mengenai potensi produk Aloe vera non pangan. Pelatihan pembuatan hand sanitizer dan sabun cuci tangan beserta uji hedonik dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan anggota KWT. Hasil uji hedonik digunakan sebagai referensi varian produk yang potensial untuk dikembangkan di masa mendatang berdasarkan preferensi terhadap aroma, tekstur dan warna. Edukasi ini diharapkan dapat membantu KWT dalam mengoptimalkan metode pengolahan Aloe vera menjadi produk bernilai ekonomi tinggi sehingga dapat meningkatkan omset dari usaha yang dijalankan oleh KWT di Kelurahan Bendungan.
CITATION STYLE
Aisyah, S. N. (2022). PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI DI KELURAHAN KLOPO SEPULUH TERKAIT PENGOLAHAN LIDAH BUAYA. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat. https://doi.org/10.18196/ppm.45.688
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.