Latar belakang. Anak-anak yang menggunakan gawai terlalu sering dan lama dapat menyebabkan anak menjadi malas untuk berinteraksi dengan keluarga maupun teman sebayanya sehingga dapat memengaruhi kontak sosial dan komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan perkembangan anak terganggu, khususnya pada aspek bicara dan bahasa.Tujuan. Mengetahui hubungan intensitas penggunaan gawai sejak dini dengan keterlambatan perkembangan aspek bicara dan bahasa pada anak usia 4-5 tahun.Metode. Desain penelitian potong lintang digunakan pada anak usia 4-5 tahun di TK ABA IV dan RA Nurul Hikmah Pamekasan. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan tingkat intensitas penggunaan gawai pada anak dengan hasil skrining perkembangan bicara dan bahasa menggunakan KPSP.Hasil. Sebagian kecil (16,28%) anak menggunakan gawai dengan intensitas rendah, hampir separuh anak menggunakan gawai dengan intensitas sedang sebesar (33,72%) dan separuh lainnya (50%) menggunakan gawai dengan intensitas tinggi. Sebagian besar (66,28%) anak memiliki perkembangan bicara dan bahasa dalam kategori normal, tetapi 29 (33,72%) berisiko keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa. Hasil uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0,018 (p<0,05). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gawai sejak dini dengan risiko keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia 4-5 tahun.
CITATION STYLE
Septyani, R. A., Lestari, P., & Suryawan, A. (2023). Hubungan Intensitas Penggunaan Gawai Sejak Dini dengan Risiko Keterlambatan Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak Usia 4-5 Tahun. Sari Pediatri, 24(5), 320. https://doi.org/10.14238/sp24.5.2023.320-6
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.