Abstrak Prevalensi stunting di daerah Nusa Tenggara Barat sebesar 33,49% pada tahun 2018. Diwilayah Lombok barat balita pendek (TB/U) pada tahun 2020 sebesar 20,1% dan mengalami kenaikan angka stunting pada tahun 2021 menjadi 22,71%. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Angka stunting masih sangat tinggi dan merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi. Oleh karena itu, penelitian ini bertuuan untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keadian Stunted (Pendek) Pada Balita Usia 12-59 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Sigerongan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua orang tua dan balita yang ada wilayah kerja Puskesmas Sigerongan yang berjumlah 593. Pengambilan sampel menggunakan teknik kuota sampling dengan jumlah sampel 73 orang tua dan balita. Analisis data menggunakan uji korelasi spearmen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan Pola Asuh Orang Tua (p= 0,689) Dengan Kejadian Stunted (Pendek) Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan (p>α). Kesimpulan penelitian ini yaitu pola asuh orang tua di wilayah kerja Puskesmas Sigerongan pola asuh tidak baik sebanyak 58,9%, pola asuh baik sebanyak 41,1%. Anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sigerongan memiliki status gizi dengan kategori stunting yaitu balita pendek sebanyak 43,8%, sangat pendek sebanyak 56,2%. Kata Kunci: Stunting, Balita, Pola Asuh
CITATION STYLE
Putri, R. A., Ardian, J., & Isasih, W. D. (2023). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Stunted pada Anak Balita. Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan, 4(2), 52–58. https://doi.org/10.30812/nutriology.v4i2.3298
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.