TEMPAYAN KUBUR DI DESA TEBAT MONOK, KECAMATAN KEPAHIANG, KABUPATEN KEPAHIANG, PROVINSI BENGKULU

  • Indriastuti K
N/ACitations
Citations of this article
6Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Budaya megalitik adalah budaya universal yang dikenal di seluruh dunia. Budaya ini berkembang dari masa prasejarah sampai saat ini. Persebaran budaya megalitik sejatinya merupakan perjalanan peradapan suatu masyarakat. Penguburan dengan tempayan merupakan salah satu bagian dari budaya megalitik yang dikenal dan berkembang di Indonesia selain bentuk-bentuk penguburan lainnya. Penguburan dengan tempayan dapat dilakukan dengan cara penguburan primer, dilakukan dengan cara memasukkan mayat dengan posisi jongkok atau dengan cara memasukkan hanya sebagian anggota tubuh saja atau biasa disebut penguburan sekunder. Setelah dilakukan penelitian di situs Tebatmonok ini telah ditemukan tempayan kubur yang berjumlah 22 buah dengan ukuran yang berbeda beda dantidak utuh lagi, akibat dari lokasi situs merupakan lokasi penambangan pasir yang masih dikerjakan. Selain tempayan juga ditemukan beliung dan belincung yang berjumlah 10 buah. Selain itu ditemukan juga wadah-wadah dari tanah liat baik polos maupun berhias yang kemungkinan merupakan bekal kubur, karena disertakan dalam penguburan. Di situs Tebatmonok ini juga ditemukan batu tegak sebanyak 3 buah yang membentuk formasi melingkar yang kemungkinan merupakan sarana pemujaan sebelum melakukan ritual yang berkaitan dengan penguburan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Indriastuti, K. (2019). TEMPAYAN KUBUR DI DESA TEBAT MONOK, KECAMATAN KEPAHIANG, KABUPATEN KEPAHIANG, PROVINSI BENGKULU. Siddhayatra: Jurnal Arkeologi, 24(2), 106. https://doi.org/10.24832/siddhayatra.v24i2.151

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free