Masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat majemuk. Pulau Lombok didiami oleh empat suku bangsa yang besar, di samping berbagai kelompok suku bangsa pendatang baru. Keempat suku tersebut adalah suku bangsa Sasak, Bima, Sumbawa dan suku bangsa Bali. Keberadaan masing-masing komunitas ditandai oleh identitas yang berbeda, yang salah satunya berwujud bahasa dan sastra. Dapat dikatakan bahwa setiap daerah yang mempunyai bahasa daerah sangat mungkin mempunyai sastra daerah. Adanya variasi-variasi bahasa yang digunakan di masing-masing wilayah sangat memungkinkan hidupnya karya-karya sastra yang juga khas di wilayah bahasa tersebut. Demikian juga dengan komunitas Bali yang menetap di Pulau Lombok. Keberadaan suku Bali di Lombok memperkaya khazanah kesastraan Lombok dengan dibawanya sastra Bali ke Lombok oleh pendatang-pendatang dari Bali tersebut. Perbedaaan sosial budaya dan geografis, menuntut masyarakat pendatang untuk menyesuaikan diri dengan kondisi wilayah baru yang ditempatinya. Dalam beberapa jangka waktu, kita akan menemukan beberapa perbedaan sebagai hasil adaptasi sosial budaya dan lingkungan baru. Hasil adaptasi yang disebut sebagai variasi ini, biasanya juga terjadi dalam karya sastranya. Adanya variasi sosial budaya dan geografis akan diikuti pula dengan munculnya variasi sastra. Dengan melakukan kajian bandingan geografis diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang wujud kontak sastra Bali selama masa perjalanannya yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas Sasak.
CITATION STYLE
Alaini, N. N. (2019). KARYA SASTRA YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM MASYARAKATTUTUR BAHASA BALI DI LOMBOK: SUATU KAJIAN BANDINGAN GEOGRAFIS. MABASAN, 7(2), 85–99. https://doi.org/10.26499/mab.v7i2.179
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.