Abstrak Bau badan manusia biasanya terjadi akibat adanya produksi berlebih dari kelenjar keringat dan adanya bakteri. Bahan aktif untuk mencegah bau badan adalah bahan kimia dari tawas atau natrium, tetapi memiliki efek negatif seperti iritasi kulit, penyakit Alzheimer, kanker prostat dan kanker payudara. Teknologi bahan alami untuk mengatasi bau badan telah dikembangkan sebagai bahan aktif dengan menggunakan ketimun (Cucumis sativus .L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan deodoran yang stabil dan berkualitas secara fisik dan juga mengembangkan penggunaan ekstrak ketimun sebagai antibakteri Staphylococcus epidermidis. Ekstraksi ketimun telah dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 70% selama 4 hari dan kemudian dibagi menjadi tiga formulasi ekstrak (5%, 10%, dan 20% (b / v)). Semua formulasi telah diuji zona penghambatan, organoleptik, homogenitas, pH, viskositas dan uji iritasi. Hasilnya, semua formulasi memenuhi persyaratan mutu fisik formulasi ekstrak dengan formulasi terbaik adalah kandungan ekstrak 20% yang mampu menghambat bakteri dengan zona hambat terbesar yaitu 26 mm. Selain itu, stabilitas dipercepat deodoran diuji selama 35 hari pada suhu kamar (28° C) dan 40° C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kestabilan ekstrak 10% memenuhi syarat kualitas fisik selama penyimpanan pada suhu kamar (28°C) dan suhu tinggi (40°C) selama 35 hari. Sedangkan pada ekstrak 20%, pada suhu tinggi (40°C) terjadi perubahan fisik yang ditandai dengan pengendapan. Abstract Body odor of human skin usually occur due to excessive production of sweat glands couples with the presence of bacteria. The active ingredient to prevent body odor are chemicals materials from alum or sodium in order to have negative effects such as skin irritation, Alzheimer disease, prostate and breast cancer. Natural materials technology has been development as an active agent by using cucumber (Cucumis sativus .L). The purpose of this research to conduct a deodorant roll on a stable and qualified physical quality and also develop the use of extract cucumber as an antibacterial Staphylococcus epidermidis. Cucumber extraction has been done by maceration with ethanol 70% for 4 days and then divided into three formulation extract (5%, 10%, and 20% (b/v)). All of the formulations has been tested by zone inhibition, organoleptic, homogenity, pH, viscosity and irritation test. The results given that all of the formulations meet the quality requirements of physical and the best formulation extract 20% able to inhibit bacterial by 26 mm as a largest diameter of the inhibitory zone. In addition the stability of deodorant roll on form were performed accelerated stability test for 35 days at room temperature (28°C) and 40°C. The test results indicate that the stability of the extract 10% qualified physical quality during storage at room temperature (28°C) and high temperature (40°C) for 35 days. While in the extract 20% at high temperature (40 o C) physical changes characterized by the deposition.
CITATION STYLE
Susanti, L., Widodo, S., Aini, Q., & Rahmawati, D. (2017). Antibacterial Activity From Cucumber (Cucumis sativus .L) Ethanol Extract In Deodorant Roll On Dosage Form. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 1(1), 15. https://doi.org/10.15416/ijpst.v1i1.10430
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.