Cumi – cumi adalah salah satu hasil laut yang mengandung tinggi protein dan menjadi makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Protein yang tinggi pada cumi – cumi dapat mempercepat proses pembusukan. Formalin digunakan untuk memperpanjang umur penyimpanan cumi – cumi. Formalin merupakan bahan yang dilarang penggunaannya dalam bahan makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan perlakuan kadar formalin pada cumi asin dengan perendaman air hangat dan air garam. Metode asam kromatopat untuk uji kualitatif dan spektrofotometri untuk uji kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 10 cumi asin. Hasil uji kualitatif menunjukkan 5 sampel positif mengandung formalin. Kadar rata-rata formalin tanpa perendaman 0,9670 ppm dan setelah perendaman air hangat 900C selama 15 menit 0,6081 ppm dengan persentasi penurunan kadar formalin 53,1%, kadar rata – rata kadar formalin setelah perendaman air garam 10% selama 15 menit 0,5550 ppm dengan persentase penurunan kadar formalin 49,12%. Hasil uji t independent didapatkan p value 0,816 0,05 tidak terdapat penurunan kadar formalin yang signifikan pada cumi asin baik dengan perendaman air hangat maupun air garam. Kadar formalin pada cumi asin dapat diturunkan dengan cara perendaman air hangat dan air garam. Kata Kunci : Cumi Asin, Formalin, Perendaman Air Hangat, Perendaman Garam
CITATION STYLE
Masdianto, M., Sugiantari, N., Kristianingsih, Y., & Handarisa, O. (2022). Perbandingan Penurunan Kadar Formalin Pada Cumi Asin Dengan Perlakuan Perendaman Air Hangat dan Air Garam. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 8(2), 234–241. https://doi.org/10.37012/anakes.v8i2.1202
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.