Efektivitas Biaya Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas

  • Wardani A
  • Witcahyo E
  • Utami S
N/ACitations
Citations of this article
114Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstrak Biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik hingga semester I tahun 2017 telah mencapai Rp 12,7 trilliun atau 24,81% dari total biaya rumah sakit. Jumlah peserta Prolanis Puskesmas Karangduren sebanyak 46 peserta dengan RPPRB sebesar 92,60% dan Patrang sebanyak 45 orang dengan RPPRB sebesar 42,96%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas biaya Prolanis pada Puskesmas Karangduren dan Patrang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2017 sampai dengan Oktober 2017. Data diperoleh dengan studi dokumentasi dan wawancara pada penanggung jawab Prolanis, bagian keuangan JKN dan tata usaha. Hasil penelitian menunjukkan input Prolanis pada Puskesmas Karangduren dan Patrang yakni ketersediaan SDM dan dana untuk Prolanis yang tidak keluar, serta kegiatan home visit belum terlaksana karena tidak adanya dana untuk transport petugas dan kurangnya SDM home visit. Hanya peserta Prolanis Puskesmas Patrang dengan riwayat hipertensi telah mencapai indikator 75%. Simpulan penelitian ini adalah efektivitas biaya Prolanis Puskesmas Karangduren lebih efektif dibandingkan Puskesmas Patrang.   Abstract The cost was spent  for catastrophic disease until first semester of 2017 have reached Rp 12.7 trillion or 24.81% of the total cost hospital. The amount participants of Prolanis Karangduren  primary health care was  46 participants with RPPRB of 92.60% and  Patrang was 45 participants  with RPPRB of 42.96%. The purpose of this study was to analyze the cost effectiveness of Prolanis at Karangduren and Patrang primary health care. The study was a  descriptive design. This study was conducted from September until October 2017. Data was collected by documentation and interview of Prolanis officer, finance JKN and administration staff. The results showed Prolanis input on Karangduren and Patrang  primary health care were  the availability of human resources and the fund that do come out,, and home visit activity had not been done yet. Only Prolanis participants of Patrang primary health care with the history of hypertension has reached 75% indicator every month. The cost effectiveness Prolanis Karangduren primary health care more effective was compared to Patrang primary health care.

Cite

CITATION STYLE

APA

Wardani, A. P., Witcahyo, E., & Utami, S. (2018). Efektivitas Biaya Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(4), 622–633. https://doi.org/10.15294/higeia.v2i4.20763

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free