Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa mengekpresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita melalui metode pembelajaran Artikulasi Tahun Pembelajaran 2015/2016. Konsep pembelajaran yang berpusat pada kecakapan siswa yaitu (1) bercerita berdasarkan gambar, (2) wawancara, (3) bercakap-cakap, (4) berpidato, (5) berdiskusi. Metode penelitian ini berdesain PTK yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Setiap pertemuan untuk setiap siklus ditahapi dengan perencanaan maka setiap pertemuan peneliti menyiapkan: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode artikulasi; (2) LKS; (3) menyiapkan metode pembelajaran; (4) menyediakan lembar observasi untuk siswa, guru, dan untuk peneliti yang berfungsi untuk melihat aktivitas dalam proses pembelajaran yang berfokus pada tindakan-tindakan dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Peneliti sebagai pelaksana kegiatan penelitian, sedangkan guru mata pelajaran berfungsi sebagai pengamat.Objek tindakan dalam penelitian ini adalah (1) penerapan penggunaan metode artikulasi demonstrasi dalam proses pembelajaran; (2) peningkatan motivasi belajar siswa pada kompetensi dasar membuat sambungan kayu melalui penerapan penggunaan metode artikulasi. Pada pertemuan pertama siklus I dengan rerata hasil observasi proses pembelajaran pada siklus I sama dengan 2,47 dalam kategori cukup. Hal ini berarti siswa tampak tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Persentase ketidakaktifan siswa mencapai 21,74%. Minat siswa dalam proses pembelajaran adalah 2,78 dengan rata-rata partisipasi siswa hanya 2,00. Untuk mengatasi beberapa kelemahan pada pertemuan pertama ini maka beberapa perbaikan yang dilakukan pada pertemuan II antara lain: (1) mempersiapkan diri lebih baik lagi terutama dalam hal menerapkan metode artikulasi, teknik pembagian kelompok, penguasaaan kelas, memberikan pertanyaan dan melakukan evaluasi pada proses pembelajaran; (2) memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswa yang tidak terlibat aktif pada pertemuan sebelumnya; (3) memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran; (4) mengupayakan keadaan kelas yang lebih kondusif dan juga menyenangkan. Refleksi pada Siklus II berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran diperoleh rata-rata 3,40 tergolong kategori baik. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan metode artikulasi sudah baik dan meningkat maksimal.
CITATION STYLE
Gea, T. (2018). KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGEKSPRESIKAN PIKIRAN DAN PERASAAN MELALUI KEGIATAN BERCERITA DENGAN METODE ARTIKULASI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TUHEMBERUA TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA, 3(1), 258–267. https://doi.org/10.32696/ojs.v3i1.76
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.