Pandemi COVID-19 merupakan masalah kesehatan global dan menjadi tantangan tertinggi diseluruh dunia saat ini. Manifestasi klinisnya dapat bersifat ringan, sedang dan berat. Pada kasus sedang-berat, infeksi COVID-19 menyebabkan peningkatan d-Dimer dan degradasi produk fibrinogen. Hal ini disebabkan oleh keadaan hiperkoagulasi yang berhubungan dengan inflamasi dan trombosis. Keadaan hiperkoagulasi dapat menyebabkan kejadian tromboemboli pada vena dan arteri yang berhubungan dengan prognosis buruk pada pasien. World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunan antikoagulan profilaksis untuk mencegah terjadinya tromboemboli pada pasien COVID-19. Penggunaan antikoagulan profilaksis diharapkan dapat mengontrol bekuan darah (blood cloting) dan mengurangi pembentukan mikrotrombus. Namun, penggunaan antikoagulan juga dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan. Pada serial kasus ini akan dibahas kejadian perdarahan spontan pada pasien COVID 19 yang diberikan antikoagulan sebagai profilaksis.
CITATION STYLE
Putra, M. M. A., Yodi, & Dalimunthe, A. H. (2022). Risiko Perdarahan Spontan pada Pasien COVID-19 dengan Terapi Antikoagulan - Serial Kasus. Majalah Anestesia & Critical Care, 40(2), 119–130. https://doi.org/10.55497/majanestcricar.v40i2.246
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.