Keinginan pemerintah menjadikan sekolah di Indonesia sebagai sekolah siswa yang siswanya mampu berpikir kritis seperti tercantum dalam Permendikbub Nomor 5 tahun 2022 pada kenyataannya belum tercapai. Salah satunya yaitu di sekolah SMPN 23 Mataram. Hal tersebut didasarkan pada hasil wawancara dengan guru Matematika beserta hasil observasi pemberian soal tes kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan rata-rata berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang menggunakan PBL dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung. Juga unutk mengetahui pengaruh PBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 23 Mataram. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMPN 23 Mataram. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis dan lembar observasi kegiatan siswa dan guru. Analisis data yang digunakan berupa uji normalitas menggunakan uji Liliefors, uji homogenitas menggunakan uji Fisher dan uji t dengan Independent sample t-test. Hasil analisis data dengan uji t menunjukkan nilai . Hasil tersebut dipengaruhi oleh pelaksanaan tahap pembelajaran dengan model PBL yang belum maksimal dilaksanakan oleh siswa. Berdasarkan uji hipotesis yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dan kelas control.
CITATION STYLE
Nurfahrani, N., Hayati, L., Lu’luilmaknun, U., & Kurniati, N. (2023). Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMPN 23 Mataram. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(4), 2403–2407. https://doi.org/10.29303/jipp.v8i4.1831
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.