Perilaku negatif siswa seperti mengejek fisik teman, kemampuan teman, mengganggu teman, dan berbicara kasar menandakan rendahnya sikap empati pada diri. Pembelajaran IPS dengan model resolusi konflik, menuntut keterampilan siswa dalam menentukan, memecahkan, dan merefleksikan masalah dari berbagai sudut pandang sebagai cerminan individu yang mengasihi orang-orang sekitarnya. Dengan bantuan wayang sukuraga yang tokoh-tokohnya merupakan representasi anggota tubuh manusia, siswa lebih mudah memahami peran anggota tubuh seperti dalam timbulnya suatu masalah serta penyelesaian masalah. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari enam siklus, dengan satu tindakan setiap siklus nya. Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas II SD Negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap indikator sikap empati siswa mengalami peningkatan setiap siklus nya. Pengambilan perspektif menjadi indikator dengan peningkatan paling tinggi, itu berarti perilaku siswa yang mengejek temannya sudah tidak terdengar lagi, dan perilaku mengganggu temannya sudah berkurang dari sebelumnya. Dengan begitu, model resolusi berbantuan wayang sukuraga dapat meningkatkan empati siswa pada pembelajaran IPS.
CITATION STYLE
Yona Wahyuningsih, & Ani Oktavia. (2022). MODEL RESOLUSI KONFLIK BERBANTUAN WAYANG SUKURAGA UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(4), 1646–1654. https://doi.org/10.31949/jcp.v8i4.3331
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.