Kemampuan bertahan dan beradaptasi manusia apda era globalisasi sangat dipengaruhi kemampuan berpikir tinggi untuk mencari solusi pemecahan masalah. Pendidikan sebagai sarana mencetak sumber daya manusia harus memfasilitasi kebutuhan ini dengan memberikan pembelajaran yang merangsang siswa berpikir tinggi. Penerapan PBL yang berbasis blended learning dapat meningkatkan higher-order thinking dengan waktu yang tidak terlalu lama. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diterapkan mata kuliah sejarah Asia Tenggara. Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini mengikuti model Kemmis dan Mc. Taggart yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. ada peningkatan yang berbeda-beda untuk setiap aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi dari siklus pertama dan siklus kedua. Aspek dengan capaian tertinggi dari kedua siklus adalah aspek interpretation sebesar 78%. Aspek self relugation mengalami kenaikan yang paling sedikit yaitu 3%. Secara umum kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa dari kedua siklus mengalami peningkatan. Skor rata-rata kelas untuk tes kemampuan berpikir tingkat tinggi juga mengalami peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua sebesar 11,8%.
CITATION STYLE
Khotimah, K. (2018). Meningkatkan Kemampuan Higher-Order Thinking Menggunakan Problem Based Learning Pada Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara. AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA, 8(2), 181. https://doi.org/10.25273/ajsp.v8i2.2654
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.