Desa Rowosari di kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi pusat produksi beras organik utama di wilayah tersebut melalui keberadaan Kelompok Tani Jaya II. Kelompok ini, dikenal sebagai UMKM yang mengelola beras organik, telah membangun reputasi sebagai produsen terkemuka dengan lebih dari 109 anggota dan luas lahan mencapai >75 Ha. Hasil panen beras organik diproduksi secara kolaboratif dengan petani setempat dan didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia, meskipun menghadapi kesuksesan dalam produksi beras organik, Kelompok Tani Jaya II dihadapkan pada tantangan serangan hama. Burung pipit, sebagai hama utama pada budidaya padi, dapat menyebabkan penurunan produksi sebanyak 30-50%. Selain itu, kelompok juga dihadapkan pada kondisi lahan yang lebih tinggi dibandingkan sumber air, menyulitkan sistem irigasi serta ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Dalam menanggapi permasalahan tersebut, tim PKM-PI menetapkan fokus pada solusi inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang. Mengacu pada standar pertanian organik SNI 6729 Tahun 2016, tim mengusulkan penggunaan Wapoge (Water Power Generator) sebagai solusi yang sesuai. Wapoge tidak hanya berfungsi untuk mengusir hama burung, khususnya burung pipit, tetapi juga sebagai inovasi irigasi otomatis yang membantu mengatasi kesulitan distribusi air pada lahan yang lebih tinggi. Penggunaan Wapoge diharapkan dapat memudahkan pekerjaan petani, menghemat waktu, dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan tanaman padi organik, sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian organik yang berkelanjutan.
CITATION STYLE
Pradana, A. P., & Arijaya, S. A. (2024). Penerapan WAPOGE (Water Power Generator) sebagai Alat Irigasi dan Pengendalian Hama Burung Pipit di Rowosari. Jurnal Abdidas, 5(1), 53–57. https://doi.org/10.31004/abdidas.v5i1.874
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.