Ikterus merupakan penyebab kematian nomor 2 pada bayi baru lahir di Indonesia. Ikterus adalah masalah pada bayi baru lahir yang sering muncul dan apabila tidak ditangani dengan cepat dapat menimbulkan kegawatdaruratan. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2015, 9% angka kematian bayi baru lahir disebabkan oleh ikterus. Salah satu cara untuk bisa menekan jumlah ikterus pada bayi baru lahir adalah dengan pemberian ASI sesegera mungkin setelah bayi lahir karena ASI dapat meningkatkan motilitas usus dan bakteri introduksi ke usus. Apabila bayi kurang diberi ASI, atau frekuensi pemberian ASI kurang, bayi bisa mengalami dehidrasi, penumpukan bilirubin dan akhirnya terjadi ikterus. Evidence based case report ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh frekuensi dan durasi menyusui terhadap kejadian ikterus pada bayi baru lahir. Penelusuran artikel mengenai frekuensi dan durasi menyusui terhadap kejadian ikterus pada bayi baru lahir dilakukan di PubMed dan Cochrane. Didapatkan 1 artikel kohort prospektif, dianalisis dengan uji Chi-square, T-test, dan the Fisher’s exact test oleh Sukwadee Ketsuwan, Nongyao Baiya, et al yang sesuai dengan rancangan penelitian kecil yang akan dilakukan. Setelah ditelaah secara kritis, penelitian yang dilakukan Sukwadee dan Nongyao, et al dinyatakan sahih, penting, dan dapat diterapkan pada pasien. Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistic dalam parameter menyusui dengan ikterus pada bayi baru lahir Kata kunci: pengaruh, frekuensi, durasi, menyusui, ikterus, bayi baru lahir
CITATION STYLE
Nur Azaria, A., & Ferina, F. (2022). PENGARUH FREKUENSI DAN DURASI MENYUSUI TERHADAP KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR: EVIDENCE BASED CASE REPORT. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(3), 906–914. https://doi.org/10.34011/jks.v2i3.891
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.