Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran tentang kehidupan migran Bugis di Tanjung Selor-Kalimantan Utara. Mengungkap peran migran Bugis dalam bidang sosial keagamaan, khususnya pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Serta, untuk melihat dukungan dan hambatan yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Migrasi Orang Bugis ke Tanjung Selor sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Pada umumnya mereka tinggal di wilayah pesisir sungai Kayan dan sekitarnya. Hubungan mereka dengan warga lokal dan pendatang lainnya cukup harmonis. Semangat keagamaan migran Bugis yang tinggi membawa mereka aktif dalam pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan di tempat mereka bermigrasi. Di antaranya ada yang berperan sebagai fasilitator atau motivator seperti dalam pembangunan rumah ibadah, pembentukan Majelis Taklim atau TK-TPA. Ada pula bertindak sebagai eksekutor dalam hal ini sebagai tenaga pengajar pada lembaga pengajian seperti TK-TPA, Rumah Tahfiz, atau memberi pencerahan agama. Peran para legislator dari kalangan Bugis juga setidaknya membantu sejumlah Majlis Taklim yang membutuhkan bantuan dana operasional dalam penyelenggaraan kegiatannya. Kekurangan sumber daya masih menjadi faktor utama dalam penghambat pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan. Selain itu, lembaga yang menaungi dan membina kegiatan pendidikan keagamaan untuk orang dewasa (Majelis Taklim) pada level Kabupaten juga belum terbentuk.
CITATION STYLE
Lisdamayana, L., & Hamsiati, H. (2021). Peran Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan bagi Warganya di Tanjung Selor. PUSAKA, 9(2), 209–230. https://doi.org/10.31969/pusaka.v9i2.525
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.