Pengelolaan benih Kakap Putih menggunakan sistem resirkulasi di dalam ruangan (indoor) dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul karena pengaruh iklim dan kerusakan lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 April – 22 Juni 2016 yang bertempat di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Propinsi Kepulauan Riau. Penelitian dilakukan dengan memelihara benih Kakap Putih pada bak 10 m3, ukuran benih berkisar 3 – 4 cm dengan berat berkisar 0,75 gr. Ikan Kakap Putih dipelihara selama dua bulan. Pengecekan mikrobiologi dilakukan dua minggu sekali. Pengukuran pertumbuhan dilakukan satu minggu sekali dan penghitungan tingkat kelulusan hidup dilakukan diakhir masa pemeliharaan. Selain pengambilan data diatas, juga melakukan pengukuran terhadap parameter kualitas air seerti salinitas, DO, tempratur dan pH. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah bakteri umum (TBU) pada media air sistem resirkulasi berkisar antara 4,12x104 sampai 9x104 CFU/ml. Sedangkan jumlah bakteri vibrio (TBV) berkisar antara 1,3x103 sampai 5,2x103 CFU/ml. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan tanpa resirkulasi. Namun pada pengecekan kualitas air terhadap pH, DO, salinitas dan suhu pada sitem resirkulasi dapat mempertahan kualitas air yang optimal sehingga pertumbuhan dan angka kelulusan hidup benih Kakap Putih termasuk baik.
CITATION STYLE
Rahmi, R., & Ramses, R. (2017). APLIKASI KELAYAKAN KUALITAS AIR ASPEK MIKROBIOLOGI PADA SISTEM RESIRKULASI UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch). SIMBIOSA, 6(1), 31. https://doi.org/10.33373/sim-bio.v6i1.974
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.