Asumsi secara umum menyatakan bahwa manajemen jika diterapkan dengan kebijakan segregasi gender maka akan menjadi bias atau mengalami ketimpangan. Apalagi jika diterapkan di lembaga pendidikan. Hal ini dikhawatirkan terjadi diskriminasi gender dalam dunia pendidikan yang bertentangan dengan UU No. 7 tahun 1984 terkait penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (CEDAW), UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) peningkatan kualitas perempuan, dan juga bertentangan dengan konsep Islam itu sendiri yang tidak pernah membedakan antara laki-laki dan perempuan kecuali tingkat ketaqwaan. Namun faktanya asumsi negative tersebut tidaklah sepenuhnya terbukti. Faktanya, MA Darul Hikmah sebagai lembaga pendidikan Islam berbasis pondok pesantren yang menerapkan segregasi gender tetap menjadi rujukan masysarakat. Argumentasi apa yang menjadi alasan para orang tua? Bagaimana pelaksanaan manajemen segregasi gender tersebut, dan bagaimana implikasinya?, itulah yang menjadi kajian artikel ini. Berbekal dengan penggalian data di lapangan melalui wawancara dengan kiai, pengasuh, ustadz, peserta didik (santri), dan orang tua, didukung dokumentasi dan observasi yang telah dianalisis dengan teori Milles and Hubberman, didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Alasan penerapan manajemen peserta didik berbasis segregasi gender adalah menjaga tradisi pewarisan pesantren, penegakkan doktrin agama, dan optimalisasi peran dan prestasi peserta didik; 2) Pelaksanaan segregasi gender bukanlah dalam kerangka diskriminasi pendidikan antara laki-laki dan perempuan, bukan menjadi penghambat pelaksanaan pembelajaran, tetapi justru dapat memunculkan kreatifitas manakala secara substansi peserta didik diberi hak, akses, peran, dan partisipasi yang sama (ballancing management). Kebijakan ballancing gender menjadi pendorong manajemen responsif gender; 3) Dengan segregasi gender justru mampu memberikan value kepada peserta didik dalam hal pembentukan karaktek dan mencegah pergaulan bebas sebagai implikasi positif. Sementara implikasi negatif mengarah pada interaksi canggung dengan lawan jenis dan menurunnya motivasi dalam belajar.
CITATION STYLE
Chotimah, C. (2020). MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEGREGASI GENDER DI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN. Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak, 4(2), 195–218. https://doi.org/10.21274/martabat.2020.4.2.195-218
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.