Pertumbuhan industri sawit yang tinggi dalam dua decade terakhir menempatkan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia. Industri sawit selain menghasilkan minyak nabati, juga menghasilkan limbah padat antara lain serat dan cangkang. Sebagian dari limbah padat ini dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar di boiler untuk menghasilkan uap yang dimanfaatkan untuk pemrosesan dan menghasilkan energi listrik. Paper ini melaporkan hasil kajian simulasi pengaruh rasio serat dan cangkang pada berbagai kondisi udara berlebih terhadap emisi gas hasil pembakaran yang dihasilkan. Penelitian ini menjadi penting mengingat pabrik minyak kelapa sawit ditengarai sebagai salah satu penghasil gas rumah kaca (GRK) dan pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 tahun 2010 bertekad mengurangi emisi GRK. Perangkat lunak ASPEN Plus (Versi 8.8) digunakan untuk memvariasikan rasio serat : cangkang berkisar 100:0; 30:70; 70:30; 50:50 dan 0:100 dengan udara berlebih 90, %, 120% dan 150% di atas kebutuhan stoikiometri. Bahan bakar dialirkan dengan laju tunak ke dalam proses sebesar 2700 kg/jam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kualitas emisi terbaik dihasilkan ketika rasio serat dan cangkang = 0 : 100 dengan udara berlebih sebesar 90%. Pada kondisi seperti ini, gas CO2 yang dihasilkan sebesar 719 kg/jam, NO 0,032 kg/jam dan laju abu sebesar 94 kg/jam. Heating value tertinggi juga diperoleh pada rasio serat dan cangkang = 0 : 100. Hasil ini menunjukkan bahwa kehadiran serat di dalam bahan bakar memberikan kontribusi negatif terhadap emisi. Kajian lebih mendalam masih diperlukan untuk meminimalisir limbah padat serat ini untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar.
CITATION STYLE
Sylvia, N., Husni, H., Muslim, A., & Yunardi, Y. (2020). ANALISA PENGARUH RASIO SERAT DAN CANGKANG DENGAN UDARA BERLEBIH TERHADAP EMISI PROSES PEMBAKARAN PADA BOILER PABRIK KELAPA SAWIT. Journal of Mechanical Engineering, 4(2). https://doi.org/10.31002/jom.v4i2.3413
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.