Penyelesaian masalah setiap perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sangat tergantung dari atribusi kekerasan perempuan. Usaha untuk menghadapi tekanan dan kondisi yang menyakitkan atau mengancam dikenal dengan istilah strategi coping. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana atribusi dan strategi copingkorban KDRT, serta bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi strategi copingkorban KDRT di Kabupaten Ponorogo. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Atribusi kekerasan isteri korban KDRT dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Adapun dimensi atribusi kekerasan isteri adalah lokasi penyebab terjadinya kekerasan, stabilitas danaya kekerasan, dan pengendalian diri terhadap kekerasan. (2) Strategicoping yang dipergunakan isteri dalam menghadapi kekerasan suami bisa dibedakan menjadi dua yaituProblemFocused coping(PFC) dan Emotional Focused Coping(EFC). (3) Strategi PFC dipilih ini karena dipengaruhi oleh: faktor internal individu yaitu karakteristik pada kelima individu informan yang cenderung bersabar dan bertahan ketika mendapatkan tekanan, serta faktor eksternal individu yaitukemampuan dan pengalaman yang dilakukan, dan kemampuan secara finansial. Adapun strategi EFC dipilih karena adanya faktorinternal dari diri yang mempunyai karakter sabar, pasrah, dan menyerah sebelum permasalahan terjadi lebih lanjut, serta faktor eksternal yaitu keluarga yang memang terkesan pasif atas permasalahan yang dihadapi oleh korban.
CITATION STYLE
Rokhamah, R. (2017). ATRIBUSI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN STRATEGI COPING ISTRI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PONOROGO. Kodifikasia, 11(1), 182. https://doi.org/10.21154/kodifikasia.v11i1.1150
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.