Kinerja ruas jalan dan persimpangan dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang melewatinya dengan kecepatan masing-masing kendaraan tersebut. Semakin padat arus lalu lintas maka kecepatan akan berkurang sehingga kinerja jalan semakin menurun, begitu juga dengan persimpangan akan menurun kinerjanya jika antrian dan tundaannya tinggi. Perlu perencanaan dan pengaturan kinerja ruas jalan maupun persimpangan sehingga dapat mengkoordinasikan masing-masing simpang yang telah diatur dengan APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) sehingga dapat berakibat mengurangi permasalahan- permasalahan yang ada pada persimpangan. Jalan Soekano-Hatta merupakan salah satu jalan penghubung antara Kota/Kabupaten Madiun dengan Ponorogo, sehingga kelancaran arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut sangat penting. Letak ruas jalan itu juga berada dikawasan penting perkotaan Ponorogo. Ada tiga simpang yang menjadi lingkup kajian yaitu simpang Kalimantan, simpang Pasar Legi dan simpang Ngepos yang kesemuanya jalan mayornya adalah jalan Soekarno-Hatta. Kondisi pengaturan simpang pada tiga simpang tersebut menggunakan APILL tidak terkoordinasi mengakibatkan panjangnya antrian dan lama nya tundaan untuk melintas jalan tersebut. Setelah dilakukan perubahan waktu siklus dan kecepatan rencana menjadi 40 km/jam maka terjadinya kordinasi antara ketiga simpang tersebut. Kecepatan rencana jalan Soekarno-Hatta untuk terjadinya koordinasi simpang adalah 35 km/jam dibawah batas maksimal kecepatan dikawasan perkotaan dan travel time atau waktu perjalanan yang sebelumnya 190 detik (3 menit) menjadi 65 detik..
CITATION STYLE
Amal, M. F. (2019). ANALISIS SIMPANG BERSINYAL TERKOORDINASI PADA RUAS JALAN SOEKARNO-HATTA PONOROGO. MoDuluS: Media Komunikasi Dunia Ilmu Sipil, 1(2), 46. https://doi.org/10.32585/modulus.v1i2.566
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.