Demam berdarah, juga dikenal sebagai demam dengue (DBD), adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat serius di berbagai wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Deteksi dini DBD memiliki peran penting dalam pengendalian penyebaran penyakit ini dan perawatan yang tepat waktu. DBD disebabkan oleh empat jenis virus dengue yang berbeda dan dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi dan otot, sakit kepala parah, mual, muntah, ruam, dan perdarahan ringan hingga internal. Deteksi dini melibatkan diagnosis klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan imunoserologi. Pengendalian DBD melibatkan penggunaan insektisida, kelambu anti-nyamuk, edukasi masyarakat, dan vaksinasi. Deteksi dini membantu dalam perawatan tepat waktu, mencegah komplikasi, dan mengurangi angka kematian. Sistem pendeteksi dini oleh tenaga kesehatan melibatkan anamnesis, pemeriksaan fisik, tes darah, pemantauan cairan tubuh, perawatan gejala, konseling, pelaporan kasus, dan pencegahan penyebaran. Untuk mendukung deteksi dini, penelitian mengusulkan pengembangan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Technic for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk menentukan persentase kemungkinan penderita terinfeksi virus dengue. Sistem ini dapat digunakan oleh tenaga medis dan masyarakat untuk mendeteksi potensi infeksi DBD.
CITATION STYLE
Rimalia, W. (2023). Implementasi Metode Topsis dan AHP dalam Deteksi Dini Penyakit Demam Berdarah. Indonesian Journal of Intellectual Publication, 3(3), 164–171. https://doi.org/10.51577/ijipublication.v3i3.423
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.