Latar Belakang: Kualitas hidup orang dengan epilepsi perlu di optimalkan. Stigma memiliki peran penting terhadap kurangnya kualitas hidup orang dengan epilepsi. Faktor-faktor yang berperan terhadap stigma epilepsi di kalangan civitas akademika belum diketahui. Penelitian ini ingin membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemberian stigma terhadap orang dengan epilepsi di salah satu universitas swasta di Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 236 orang sivitas akademika berusia ≥18 tahun yang diambil secara purposive untuk pemilihan perguruan tinggi dan respondennya dengan proportional random sampling. Data sosiodemografi, faktor internal dan faktor eksternal individu dikumpulkan dengan cara wawancara, sedangkan pengukuran stigma menggunakan scala stigma pada orang dengan epilepsi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan sebanyak 54,5 % responden memberikan stigma dengan skor ≥ 20,73. Uji regresi logistik berganda menunjukan faktor yang berpengaruh terhadap stigma pengalaman melihat serangan pada orang dengan epilepsi dengan OR=1,86 artinya pengalaman melihat serangan mempunyai kemungkinan memberikan stigma sebesar 1,8 kali dibandingkan dengan yang tidak pengalama. Sedangkan memiliki sanak/rekan dengan epilepsi mempengaruhi pemberian stigma dengan OR sebesar 0,45 yang berarti memiliki sanak keluarga/rekan dengan epilepsi sebagai protektif pemebrian stigma. Edukasi dan sosialisasi tentang epilepsi diperlukan bagi masyarakat agar stigma yang diberikan kepada ODE menjadi berkurang.Kata kunci: Stigma, epilepsi, kualitas hidup, orang dengan epilepsi (ODE)
CITATION STYLE
Manglapy, Y. M., & Fani, T. (2018). Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Stigma terhadap Orang dengan Epilepsi di Kalangan Akademisi. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 13(2), 155. https://doi.org/10.14710/jpki.13.2.155-167
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.