SUSU KECAMBAH KEDELAI BASAH KAYA PROTEIN LEBIH DISUKAI SEBAGAI MINUMAN ALTERNATIF UNTUK OBESITAS

  • Winarsi H
N/ACitations
Citations of this article
32Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kesukaan dan kandungan protein susu kecambah kedelai (sumbae) yang dibuat dengan cara basah dan cara kering. Melalui cara basah, sumbae dibuat dari kecambah kedelai yang telah dibersihkan dari kotoran dan coteledonnya, ditambahkan susu, sukrosa, dan sedikit garam, serta air, diblender hingga halus, kemudian disaring, dididihkan, dan dibiarkan dingin. Sumbae yang dibuat dengan cara kering, diawali dengan membuat tepung kecambah kedelai, kemudian disusun atas tepung kecambah kedelai, sukrosa, susu skim, dan garam. Sumbae kering perlu diseduh dengan air panas, diaduk-aduk hingga homogen. Sebanyak 52 panelis terdiri dari mahasiswa, karyawan, dan ibu-ibu PKK Desa Purwosari dan Pamijen, melakukan uji organoleptic meliputi warna, rasa, aroma, dan kekentalan, dengan metode scoring berskala 1-5; 1 sangat tidak suka, 2, tidak suka, 3, agak tidak suka, 4, suka, 5, sangat suka. Kadar protein ditentukan dengan mikroKjeldhal. Hasilnya, sumbae cara basah lebih disukai, dengan kandungan protein sebesar 13,771%. Satu takaran saji sumbae basah (250 ml) dapat memenuhi asupan protein sebesar 34,43 g setara dengan 60,40-61,48% kebutuhan akan protein untuk beberapa kelompok umur. Dengan demikian sumbae basah berpotensi sebagai penurun berat badan pada obesitas.

Cite

CITATION STYLE

APA

Winarsi, H. (2018). SUSU KECAMBAH KEDELAI BASAH KAYA PROTEIN LEBIH DISUKAI SEBAGAI MINUMAN ALTERNATIF UNTUK OBESITAS. Jurnal Gizi Dan Pangan Soedirman, 2(1), 32. https://doi.org/10.20884/1.jgps.2018.2.1.896

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free