Indonesia memiliki batubara melimpah namun sebagian besar berperingkat rendah sehingga kurang effektif untuk digunakan sebagai bahan bakar. Telah dilakukan penelitian pemanfaatan batubara peringkat rendah jenis lignit sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif, menggunakan metoda aktivasi kimia ZnCl2 dengan variasi berat 5%-50%. Karbonisasi dilakukan pada temperatur 500o C selama 1 jam di dalam reaktor pada kondisi tanpa oksigen, dengan mengalirkan gas nitrogen selama proses karbonisasi. Kondisi optimum dicapai pada komposisi aktivator ZnCl2 40 % dan batubara 60 % yang memiliki bilangan iodin 1.288,8 mg/g. Hasil penyerapan logam Cr menggunakan karbon aktif dari penelitian ini berkisar antara 55,5-60 % dengan konsentrasi awal Cr 50-250 ppm, sedangkan untuk logam Fe menunjukkan hasil serapan 52% dengan konsentrasi awal 250 ppm dan untuk Cu meghasilkan serapan 39% pada konsentrasi awal 50 ppm. Uji daya serap terhadap zat warna methilene blue menunjukkan hasil serapan yang sangat tinggi sebesar 97,4% pada konsentrasi awal 12,5 mmg, namun menunjukkan penurunan pada konsentrasi awal methilene blue yang lebih tinggi. Secara umum, konsentrasi awal sangat berpengaruh pada tingkat adsorpsi logam dan zat warna. Makin tinggi konsentrasi awal, maka tingkat adsorpsi karbon aktif makin turun.
CITATION STYLE
Suliesyah, S., & Astuti, A. D. (2021). OPTIMASI AKTIVATOR ZnCL2 DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA DAN PENGUJIAN KARBON AKTIF SEBAGAI ADSORBEN. JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI, 6(2), 191–201. https://doi.org/10.25105/pdk.v6i2.9525
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.