Latar Belakang: Keputihan merupakan salah satu gangguan klinis yang sering dikeluhkan oleh semua wanita.Salah satu gangguan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat keputihan (leukorrhea/flour albus). Keputihandapar bersifat fisiologis (normal) dan patologis (abnormal). Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensimengalami keputihan karena negara Indonesia adalah daerah beriklim tropis, sehingga jamur mudah berkembangyang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan. Tujuan penelitian : mengetahui apakah adanya hubungantingkat pendidikan dengan kejadian keputihan atau flour albus menurut data pemeriksaan IVA di PerkumpulanKeluarga Berencana Indonesia (PKBI) DI Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitiananalitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakantotal sampling. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu data yang diambil dari pemeriksaan bulan Januari-Marettahun 2019 di PKBI DIY berjumlah 92 orang. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square dengan tingkatkepercayaan 95%. Hasil Penelitian: Responden yang melakukan pemeriksaan menurut data PKBI DIY sebagianbesar mengalami keputihan pada tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar 51 orang (85,0%). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian keputihan PValue (0,003) (P<0.05). Kesimpulan : Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian keputihan (FlourAlbus) menurut data pemeriksaan IVA Keliling di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DaerahIstimewa Yogyakarta.
CITATION STYLE
Riansih, C., & W Utami1, J. N. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Keputihan (Flour Albus) Menurut Data Pemeriksaan IVA Keliling di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah istimewa Yogyakarta. Jurnal Permata Indonesia. https://doi.org/10.59737/jpi.v11i1.86
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.