Perikanan gurita di Kabupaten Banggai Laut termasuk kategori perikanan yang small scale fisheries. Hal ini dikarenakan nelayan Banggai Laut menangkap gurita dengan menggunakan kapal dan alat tangkap yang sederhana. Tren CPUE gurita dalam 3 tahun terakhir (2014-2016) menunjukkan penurunan yang cukup drastis. Penurunan yang terjadi mengindikasikan bahwa tingkat pemanfaatan daerah penangkapan gurita di daerah tersebut sudah terjadi penangkapan yang berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa gurita di Kabupaten Banggai Laut belum dikelola secara optimal. Pengelolaan hanya melakukan penangkapan terus menerus tanpa mempertimbangkan dampak terhadap sumberdaya gurita. Pengelolaan secara benar perlu dilakukan untuk menjaga potensi sumberdaya gurita agar tetap lestari. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengelolaan daerah penangkapan octopus di Kabupaten Banggai Laut. Pendekatan strategi pengelolaan menggunakan pendekatan strategi Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats (SWOT). Strategi pengelolaan perikanan gurita di Kabupaten Banggai Laut dilakukan dengan 1) Strategi SO dengan opsi strategi: Pengembangan kerjasama dengan industri pengolahan ikan dan memanfaatkan potensi perikanan gurita 2) Strategi ST dengan opsi strategi: Menetapkan aturan dan sanksi yang tegas terkait nelayan yang melakukan illegal fishing dan membatasi armada penangkapan ikan. 3) Strategi WO dengan opsi strategi: peningkatan kualitas SDM dan membangun pelabuhan perikanan. 4) Strategi WT dengan opsi strategi: membuat aturan terkait bobot gurita dan pengawasan daerah penangkapan ikan.
CITATION STYLE
Tarigan, D. J., Simbolon, D., & Wiryawan, B. (2019). STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN GURITA DI KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 9(1), 13–24. https://doi.org/10.24319/jtpk.9.13-24
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.