Dewasa ini, sistem pendidikan membutuhkan nilai-nilai kearifan di dalam kehidupan dan lingkungan. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada daya kognitif peserta didik, tetapi juga melibatkan daya afektif dan psikomotorik. Kearifan lokal (daerah) sebagai gagasan setempat, memberikan sinerginats keilmuan antara pengembangan kognitif dengan ranah afektif peserta didik. Hal ini dikarenakan, kearifan lokal mengandung nilai-nilai kebijaksanaan di dalam kehidupan. Kearifan lokal dapat dihubungkan ke dalam dunia pendidikan melalui pembelajaran sejarah. Dalam dimensi sejarah lokal yang akan terintegrasi ke dalam pembentukan sejarah nasional. Di Indonesia, terdapat kearifan lokal yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Kearifan lokal tersebut salah satunya termuat dalam biografi seorang bupati R.A.A. Kusumadiningrat. Biografi R.A.A. Kusumadiningrat mengandung nilai-nilai kearifan lokal, mengenai hubungannya dengan manusia dan alam. Beberapa kebijakan yang diterapkan mengandung nilai-nilai kearifan untuk menjaga ekosistem alam dan penguatan ikatan sosial antar manusia. Kebijakan tersebut seperti tradisi bubujeng, marak, onom, tradisi memakai minyak gaharu dan kebijakan penanaman kitri bagi rakyat yang hendak menikah. Ke-enam tradisi ini memiliki makna-makna kearifan dalam kehidupan.
CITATION STYLE
Sofiani, Y., & Nurfadillah, C. (2020). Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Biografi Bupati R.A.A. Kusumadiningrat (1839-1886) sebagai Sumber Belajar Sejarah. Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 3(2), 155–166. https://doi.org/10.17509/historia.v3i2.24049
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.