Aflatoksin merupakan hasil metabolit sekunder kapang Aspergillus flavus dan A. parasiticus yang bersifat toksik. Kapang ini umum mengkontaminasi bahan pangan dan pakan berbasis pertanian, seperti jagung dan kacang tanah. Dalam setiap penelitian mengenai cemaran aflatoksin diperlukan suatu standar aflatoksin. Namun ketersediaan standar aflatoksin sangat terbatas khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh penyediaan standar aflatoksin harus diimpor sehingga membutuhkan waktu yang lama dan harga relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan mengkaji produksi aflatoksin B1 (AFB1) dari isolat lokal kapang A. flavus pada media jagung dan jagung+kacang tanah. Kapang lokal diperoleh dari Pusat Antar Universitas (PAU), Universitas Gadjah Mada, yaitu: FNCC 6122 dan FNCC 6109. Isolat dibiakkan pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) selama 5 hari dan dipindahkan pada medium jagung dan kombinasi jagung dengan kacang tanah selama 10-15 hari pada suhu 25ºC. Variabel yang diamati adalah kadar AFB1 dengan pengujian ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat yang menghasilkan AFB1 lebih tinggi adalah FNCC 6122 dan isolat lokal FNCC 6122 pada media jagung+kacang tanah yang menghasilkan kandungan AFB1 lebih tinggi daripada media jagung saja. Kesimpulan penelitian ini aadalah penambahan media kacang tanah akan memicu meningkatnya kadar aflatoksin B1.
CITATION STYLE
Purnamasari, L., Agus, A., & Noviandi, C. T. (2016). Kajian Produksi Aflatoksin B1 Kasar dari Isolat Kapang Aspergillus Flavus Lokal pada Media Jagung dan Jagung+Kacang Tanah. Buletin Peternakan, 40(2), 133. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v40i2.9354
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.